Penelitian ini sedikit akan menggambarkan bagaimana variabel biaya berpengaruh terhadap capaian proses pendidikan dan pada gilirannya output pendiidikan.
Variabel input biaya pendidikan yang meliputi biaya pengadaan alat-alat pelajaran, biaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, biaya pengadaan prasarana pendidikan, dan biaya pembinaan kegiatan peserta didik (extracuriculer) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap tingkat efisiensi proses pendidikan. Variabel proses pendidikan meliputi penguasaan bahan pendidik, kemampuan verbal pendidik, jam efektif mengajar pendidik, dan intensitas pemakaian perpustakaan. Biaya pengelolaan lembaga pendidikan memiliki hubungan tidak signifikan terhadap tingkat efisiensi internal proses pendidikan.
Jumlah pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan pendidikaan sebagian besar dipergunakan untuk gaji/kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan (80.47%). Pengeluaran terbesar setelah gaji, yaitu pengadaan sarana pendidikan (7.46%). Pengeluaran yang cukup besar, yaitu biaya pembinaan professional (4.32%), biaya pengelolaan lembaga pendidikan (3.91%), pengadaan alat-alat pelajaran (2.55%), dan biaya pemeliharaan sarana pendidikan (1.05%). Pengeluaran biaya pendidikan paling kecil, yaitu untuk pembinaan peserta didik (0.24%).
Biaya pengelolaan lembaga pendidikan mempunyai MRTS yang paling tinggii untuk meningkatkan pencapaian efisiensi internal proses pendidikan dan biaya pembinaan kegiatan peserta didik mempunyai MRTS yang tertinggi meningkatkan pencapaian efisiensi internal output pendidikan. Jika dibandingakn alokasi biaya, maka tampak bahwa alokasi biaya tidak tepat sasaran. Menaikkan biaya pengelolaan lembaga pendidikan dan menaikkan biaya pembinaan peserta didik akan menaikkan pencapaian efisiensi internal dan efisiensi output pendidikan.
Tulisan sejalan dengan temuan penelitian Fuller dan Clarke (McMahon.,et al., 2001:42) dan Fattah (2000:130) pada tingkat pendidikan dasar yang menemukan input-input berikut yang memiliki pengaruh yang sangat signifikan pada prestasi yaitu antara lain: biaya pengadaan bahan pelajaran, biaya pembinaan siswa, dan biaya pengelolaan sekolah.
Nurhadi (1993:4) menyatakan efisiensi dalam proses pendidikan akan dicapai apabila produk pendidikan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai dengan biaya (input) yang minimal, atau produk pendidikan yang diperoleh secara maksimal didapat dengan biaya (input) yang telah ditetapkan.
Nah, biaya pendiidkan yang sudah kecil; dipotong 15 persen, biaya gaji dimasukkan dalam 20 persen alokasi APBN. Kenapa bukan sektor lain yang dipotong?
Ditulis oleh: Teguh Triwiyanto, M.Pd(* Konsultan pendidikan (MA Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta)
Home »
anggaran pendidikan
,
Artikel
,
Contoh Media
,
kualitas pendidikan
» Potongan APBN-P Versus Kualitas Pendidikan
0 komentar:
Posting Komentar